MAKALAH
TOKOH & TEORI KEPRIBADIAN,
DAN FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Psikologi
kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian
merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi.
Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki
kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan
untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman
dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam memahami manusia, mulai bermunculan
tokoh-tokoh beserta teori-teori yang mendukung penjelasan mengenai kepribadian
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh psikologi kepribadian ?
2. Apa saja teori mereka ?
C. Tujuan
1. Mengenal tokoh tokoh psikologi kepribadian
2. Mengetahui teori teori mereka
3. Memenuhi tugas dari dosen
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOKOH DAN TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
1. Galenus
Galenus (Yunani:
Γαληνός, Latin: Claudius Galenus dari Pergamum (129-200) M, lebih dikenal dalam bahasa Inggris
sebagai Galen), adalah seorang dokter (atau tabib) dari Yunani kuno. Ia
memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.
Galen dilahirkan di
Pergamum (kini: Bergama, Turki), putra dari Nicon, seorang arsitek kaya. Ia
memiliki ketertarikan pada bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi,
filsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.
Pada usia 20 tahun ia
telah menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama 4 tahun. Setelah
kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia merantau untuk belajar di Smyrna,
Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada
157, ia bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4
tahun. Selama masa itu, ia banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan
trauma dan luka. Kemudian ia mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk
masuk ke tubuh".
Galen melakukan operasi
yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir selama 2 milenium
terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasi katarak, ia
menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga di belakang lensa mata.
Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak. Kesalahan sedikit dapat
menyebabkan buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar untuk
kedokteran modern.
Pada 162, ia pindah ke
Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan
dikenal sebagai ahli kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang
tersebar luas. Salah satunya adalah konsul Flavius Boethius yang akhirnya memperkenalkan
ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus, Commodus dan
Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166
hingga 169.
Galen menghabiskan sisa
hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar
tahun 200 sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10. Namun ada
pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal pada 216, disebabkan perkiraan
karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.
Galen meneruskan
kedokteran Hippokrates di zaman Renaisans. Ia pun mengemukakan empat humor
(cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black
bile) dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Ia
menyusun teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan
pada prinsip Hippokrates.
Karya terbesarnya
adalah tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the Human Body.
Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi.Teori yang dikemukakan oleh Galen
didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta ("Alam" - Greek phusis) -
alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam dan Kristen dapat menerima
pandangannya.
Menurutnya, prinsip
kehidupan yang paling dasar adalah pneuma atau udara yang kemudian dapat
dikaitkan dengan jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya sangat
dipengaruhi oleh hal-hal filosofis. Pneuma physicon (roh hewani) di otak
mengatur pergerakan, persepsi, dan indera. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada
di jantung mengatur darah dan suhu tubuh. "Roh alamiah" di hati mengatur
nutrisi dan metabolisme.
Galen memperluas
wawasannya dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu metodenya adalah
menunjukkan pembedahan pada seokar babi, memotong saraf laringealnya (nantinya
bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galen) yang dapat menghentikan erangan
babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada hewan yang masih hidup untuk
menunjukkan bahwa urin berasal dari ginjal, dab merusak saraf untuk menunjukkan
paralisis. Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galen
ini digunakan sebagai cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang
menimbulkan perdebatan.
Ada beberapa teori Galen yang terbukti
benar seperti argumentasinya akan pikiran yang terdapat di otak, bukan di hati
seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Bagaimanapun juga ada
beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galen akan sistem sirkulasi. Ia
menduga sistem vena dan arteri adalah dua sistem yang terpisah. Teori ini
akhirnya ditolak oleh William Harvey pada abad ke-17. Oleh karena isa
menggunakan hewan sebagai media percobaannya, terdapat kesalahpahaman antara
organ hewan dan organ manusia. Hal ini dikarenakan tidak semua organ serupa
pada setiap spesies.
Ilmu kedokteran di Arab
pada zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah ditemukan para pakar Yunani
kuno, termasuk pula karya Galen seperti teori humoralnya. Banyak karya Galen
yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah oleh Imam
Nestor di Universitas Gundishapur, Persia. Oleh ilmuwan Arab, karya Galen kemudian
diterjemahkan ke bahasa Arab.
Teori
Galenus
Galenus menyempurnakan
ajaran Hippocrates yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berasal dari titik
tolak konstitusional dan terpengaruh oleh kosmologi empedokles, yang menganggap
bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu
tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu kering,
basah, dingin, dan panas, maka Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri
seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional
yang berupa cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh orang itu. Galenus
membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran
cairan-cairan tersebut.
Berdasarkan
pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah
akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh
manusia:
1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu
kuning)
2. Sifat basah terdapat dalam melanchole
(empedu hitam)
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma
(lendir)
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
Galenus sependapat dengan Hippocrates,
dan bahwa cairan-cairan tersebut adanya dalam proposi tertentu. Kalau suatu
cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proposi yang seharusnya (jadi: dominan)
maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas.
Sifat-sifat kejiwaan
yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada dominannya salah satu
cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya tempramen. Jadi, dengan dasar
pikiran yang telah dikemukakan itu sampailah Galenus kepada penggolongan
manusia menjadi empat tipe tempramen, beralas pada dominasi salah satu cairan
badaniah.
Untuk
memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam
setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan
keempat bentuk cairan tersebut:
a.
Tipe Kepribadian Choleris
Cairan
yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris
adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh
semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
b.
Tipe Kepribadian Melancholis
Cairan
yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang
melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah
kecewa, daya juang kecil, muram, pesimis, penakut, dan kaku.
c.
Tipe Kepribadian Phlegmatis
Cairan
yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang
phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak
suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan
sabar.
d.
Tipe Kepribadian Sanguinis
Cairan
yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang
sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup
mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan
tidak mudah putus asa.
2. Formm
Ada beberapa pengalaman
yang mempengaruhi pandangan Fromm, Fromm
tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Ayahnya sering murung, sedangkan
ibunya sangat sering tertekan. Sehingga masa
kanak-kanaknya sangat tidak nyaman. Namun keluarga Fromm adalah keluarga yang sangat religius
(Yahudi Ortodoks). Beberapa pengalaman yang ia lihat setidaknya ada dua yang
sangat mempengaruhinya. Yang pertama ketika ia melihat seorang gadis yang
cantik, menarik, dan juga seorang pelukis. Ketika ayah gadis ini meninggal, ia
bunuh diri dan meninggalkan pesan bahwa ia ingin dikuburkan dengan ayahnya.
Peristiwa itu mendorong Fromm untuk bertanya mengapa hal itu terjadi. Peristiwa
kedua adalah ketika Perang Dunia I. Pada usia 14, ia melihat nasionalisme yang
ekstrim. Dia mendengar pesan disekitarnya : Jerman, atau lebih tepatnya,
Kristen Jerman adalah besar; Mereka (Inggris dan sekutu mereka) adalah bayaran
yang murah. Ia membenci 'histeria
perang,' takutnya. Dari
pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan
untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu
adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara
besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia. Sesuatu yang
irasional ia memukan
beberapa jawaban, kali ini dalam tulisan-tulisan Karl Marx. Kemudian ia menerima gelar PhD dari
Heidelberg pada tahun 1922 dan memulai karir sebagai psikoterapis. Ia pindah ke
Amerika Serikat tahun 1934 dan menetap di New York, dimana dia bertemu banyak pemikir
besar pengungsi lain yang berkumpul disana, termasuk Karen Horney. Menjelang
akhir karirnya, ia pindah ke Mexico City untuk mengajar. Dia telah melakukan
penelitian yang cukup besar ke dalam hubungan antara kelas ekonomi dan tipe
kepribadian. Ia meninggal pada tahun 1980 di Swiss.
Teori Formm
Definisi atau teori
kepribadian menurut Fromm adalah perpaduan unik antara pemikiran Freud dan Karl
Marx. Dimana Freud menekankan pada ketidakasadaran, faktor biologis, represi
dan sebagainya. Sedangkan
Marx lebih menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi manusia. Fromm
menambahkan dari kedua faktor tersebut, yang cukup asing bagi mereka yaitu, Freedom. Fromm menyatakan bahwa
dapat melampaui determinasi yang dikatakan oleh Freud dan Marx. Faktanya Fromm
memberikan sebuah gagasan bahwa Freedom sebagai karakter yang utama atau pusat
dalam kehidupan manusia.
Fromm
menjelaskan beberapa cara manusia untuk memperoleh kebebasanya, yaitu:
a. Authoritarianism: Fromm mengatakan bahwa
manusia dapat memperoleh kebebasannya dengan berbaur dengan orang lain. Ada dua
cara untuk berbaur dengan orang lain, pertama adalah menjadi patuh untuk
mengikuti oranglain yang memiliki wewenang lebih. Kedua, membuat
kewewenangannya sendiri yang membuat orang lain patuh.
b. Destructiveness: Para kaum
Authoritarians sangat merespon pandangan ini. Dimana ada sebuah ilustrasi yang
dapat menggambarkan perolehan kebebasan ini. Yaitu perkataan bahwa “Jika, tidak
ada saya, maka siapa yang dapat menyakiti atau menyaingi saya?” yang kedua
adalah “jika saya menghancurkan dunia ini, maka siapa yang dapat menyakiti
saya?”. Menurut Fromm, pandangan ini merupakan penyebab dari kebrutalan,
kekerasan, bunuh diri dan sebagainya.
c. Automaton
Conformity: Pada bagian ini, Fromm menegaskan bahwa manusia memperoleh
kebebasannya melalui orang lain disekitarnya. Ilustrasinya adalah, apabila
mereka memutuskan untuk memakai baju pada pagi hari, dengan melihat pakaian
orang lain membuat rasa frustasi mereka hilang. Maka. Apabila mereka bersikap
seperti sekelilingnya, kemudian menghilang dari kerumunan mereka tidak perlu
mengakui kebebasannya.
Fromm mendefinsikan ada dua penyebab
perubahan perilaku daalam diri manusia. yaitu:
a. Necrophilous. Type ini lebih memikirkan
masa lalu dan cenderung menyendiri. Pikiran utama mereka berpusat pada
pembunuhan maupun kematian. Tidak semua orang liar seperti hal tersebut.
Beberapa mungkin tampak tidak berbahaya meskipun mereka meninggalkan kehancuran
emosional di masa lalu mereka.
b. Biophilous. Type ini cinta akan
kehidupannya dan tertarik untuk bertumbuh dan berkreasi. Mereka mencoba
mempengaruhi orang lain, bukan dengan kekuasaan atau kekuatan melainkan dengan
cinta, akal, dan contoh yang mereka berikan. Mereka prihatin dengan
perkembangan orang lain dan berpandangan untuk menuju masa depan.
3. Sullivan
Harry Stack Sullivan
lahir di suatu daerah pertanian dekat Norwich, New York, tanggal 21 Februari
1892, dan meninggal tanggal 14 Januari 1949 di Paris, Perancis dalam perjalanan
pulang dari pertemuan eksekutif board dari world Federation for Mental Health
di Amsterdam. Ia menerima ijazah medis dari Chicago College of medicine and
surgery pada tahun 1917, dan bekerja sama dengan tentara selama Perang dunia I,
setelah perang ia menjadi officer medis dari Federal Board for Vocational
Education dan kemudian menjadi officer pada Publik Health Service. Tahun 1922
Sullivan berangkat ke rumah Sakit St. Elizabeth di Washington DC dimana ia
berada di bawah asuhan William Alanson White, pimpinan American
Neuropsychiatry. Dari tahun 1923 sampai awal tahun tigapuluhan ia berasosiasi
dengan Medical School of the University of Maeeyland dan dengan Sheppard and
Enoch Pratt Hospital di Townson, Marryland. Disitu
merupakan periode kehidupannya dimana Sullivan menemukan Schizhophrenia yang
kemudian memapankan reputasinya selaku clinician. ia meninggalkan Marryland dan
membuka kantor di Park Avenue di New York City. Pada saat itu ia memulai
training analisa dengan Clara Thomson, seorang pelajar dari Sandor Ferenczi.
Ini bukanlah pembukaannya yang pertama kepada Psikoanalisa. Ia menghabiskan
kurang lebih 75 jam dari analisa, sementara ia masih menjadi mahasiswa
kedokteran. Pada tahun 1936, ia membantu dan menjadi direktur dari The Washing
ton School of Psychiatry. Journal Psychiatry mulai dipublikasikan pada tahun
1938 untuk mempromosikan teori Sullivan tentang relasi-relasi interpersonal. Ia
menjadi ko-editor dan kemudian menjadi editor sampai ia meninggal.
Teori Sullivan
Sullivan berulang kali
menekankan bahwa personality itu merupakan suatu kesatuan hipotetis yang murni,
‘suatu illusi’, yang mana tidak dapat diobservasi atau dipelajari secara
terpisah dari situasi interpersonal. Bagian yang dipelajari ialah situasi
interpersonal dan bukannya si individu. Tatanan kepribadian (The Organization
of personality) lebih mencakup ‘interpersonal’ ketimbang hal-hal intra psikis.
Kepribadian hanya dimanifestasikan pada saat individu bertindak dalam relasi
terhadap satu atau lebih orang lain. Akan halnya individu itu sendiri tidak
perlu dipermasalahkan, pada kenyataannya ia dapat berupa illusi atau figure
yang bukan sesungguhnya.
Sulivan tegas menyatakan
sifat dinamik kepribadian. Dia juga
memberi tempat penting dalam teorinya beberapa aspek kepribadian yang
nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama. Aspek kepribadian menurut Sulivan :
a. Dinamisme
(The dynamism). Dinamisme adalah pola khas tingkah laku yang menetap dan
berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Tranformasi tingkah laku itu bisa terbuka (dapat diamati)
atau tersembunyi (dalam fikiran atau khayalan).
b. Personifikasi
(personification). Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang
lain yang dibagun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau
kecemasan.
c. Sistim
self (self-sytem). Merupakan bagian dinamisme yang paling kompleks. Suatu pola
tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan
menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistim ini mulai berkembang pada usia
12-18 bulan, usia dimana anak mulai belajar tingkah laku mana yang berhubungan,
meningkatkan atau menurunkan, kecemasan.
Sullivan
menyatakan bahwa semua gangguan atau perubahan perilaku disebabkan oleh
kecemasan. Sulivan telah menemukan beberapa diagnosis dan treatment yang
diperolehnya melalui pekerjaannya sebagai terapis di rumah sakit. Salah satunya adalah Penelitian
Schizophrenia. Sullivan memiliki kemampuan dalam menangani penderita
Schizophrenia. Sullivan bersikeras bahwa penderita Schizophrenia dapat
ditangani oleh terapis yang memiliki kesabaran, pengertian dan ketaatan dalam
menangani pasian.
B.
FAKTOR PERUBAHAN
Purwanto,
Ngalim (2006). mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian itu dibagi dalam 3 faktor yaitu :
a.
Faktor
Biologis
Faktor biologis
yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut faktor
fisiologi. Dewasa ini ada kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar).. Ini
menunjukkan dua pendekatan dalam psikologi , sosial: ada yang menekankan
faktor-faktor psikologis dan ada yang menekankan faktor-faktor sosial; atau
dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dari dalam diri individu (faktor
personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu
(faktor environmental). Manakah di antara dua pendapat ini yang benar dengan
menggunakan istilah Edward E. Sampson (1976) antara perspektif yang berpusat
pada personal (person-centered perspective) dengan perspektif yang berpusat
pada situasi (situation-centered perspective). Seperti juga konsepsi tentang
manusia, yang benar tampaknya interaksi di antara keduanya. Karena itu, kita
akan membahasnya satu per satu, dimulai dengan perspektif yang berpusat pada
personal.
Perspektif yang berpusat pada
personal mempertanyakan factor-faktor internal apakah, baik berupa sikap,
instink, motif, kepribadian, sistem, kognitif yang menjelaskan perilaku manusia.
Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya.
Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan
lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, begitu pula monyet ia melarikan diri
kalau melihat musuh yang menakutkan. Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa
warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur
DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua
orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul
aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama,
kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut
dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975).
Ada beberapa
peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia.
Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6
bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama
eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah
tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi. Pada akhir minggu
ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki-laki lebih
senang menempelkan gambar coklat dari pada gambar wanita cantik. Kekurangan
tidur juga telah dibuktikan rneningkatkan sifat mudah tersinggung dan tugas-tugas
yang kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan.akan rasa aman, menghindari
rasa sakit, dapat menghambat kebutuhan-kebutuhan lainnya. Walaupun demikian,
Manusia bukan sekadar makhluk biologis. Kalau sekadar makhluk bialogis, ia
tidak berbeda dengan binatang yang lain.
Kura-kura Galapagos yang hidup
sejak sekian ribu tahun yang lalu bertingkah laku yang sama sekarang ini.
Tetapi, perilaku orang Jawa di zaman Diponegoro.sudah jauh berbeda dengan
perilaku mereka di zaman Suharto. Menurut Marvin Harris, antropolog terkenal
dari University of Florida, agak sukar kita menjelaskan perubahan kultural ini
pada sebab-sebab biologis (Rensberger, Dialogue, 1/1984:38). Ini hanya dapat
dijelaskan dengan melihat komponen-komponen lain dari manusia, yakni faktor-faktor
sosiopsikologis.
b.
Faktor Sosial
Yang dimaksud
dengan faktor sosial ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar
individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Faktor-faktor
Sosiopsikologis adalah proses sosial dimana ia memperoleh beberapa
karakteristik yang mempengarahi perilakunya, hal ini dapat kita
mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen yaitu komponen afektif, komponen
kognitif, dan kornponen konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional
dari faktor sosiopsikologis. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang
berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek
volisional, ymg berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
c.
Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan
pembentukan kepribadian pada diri masing-masing anak/orang tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan. Seorang anak
Indonesia misalnya, jika sejak kecil dibawa ke London dan dibesarkan serta
dipelihara oleh orang Inggris dengan kebudayaan Inggris, jangan diharap bahwa
keperibadian anak itu akan sama atau mirip dengan kepribadian orang-orang
Indonesia lainya. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian sangat erat
pengaruhnya, kepribadiaan seseorang tidak dapat diukur atau dinilai, tanpa
menyelidiki latar belakang kebudayannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Galenus
menyempurnakan ajaran Hippocrates yang menyatakan bahwa kepribadian manusia
berasal dari titik tolak konstitusional dan terpengaruh oleh kosmologi
empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari
empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang
didukungnya yaitu kering, basah, dingin, dan panas, maka Hippocrates
berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung
oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh
orang itu, yaitu : empedu
kuning, empedu hitam, lendir dan darah.
Definisi
atau teori kepribadian menurut Fromm adalah perpaduan unik antara pemikiran
Freud dan Karl Marx. Dimana Freud menekankan pada ketidakasadaran, faktor
biologis, represi dan sebagainya. Dengan kata lain Freud menekankan bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor biologis. Sedangkan Marx lebih
menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi manusia.
Sullivan
berulang kali menekankan bahwa personality itu merupakan suatu kesatuan
hipotetis yang murni, ‘suatu illusi’, yang mana tidak dapat diobservasi atau
dipelajari secara terpisah dari situasi interpersonal
Faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian ada 3 faktor ; Pertama, faktor
Biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali
disebut asfek fisiologi, seperti; Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh
jam, perubahan besar, berat, tinggi, dan lain-lain yang berhubungan dengan
biologis/fisiologi. Kedua, faktor sosial yaitu masyarakat; yakni
manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang
bersangkutan. Ketiga, faktor budaya yaitu termasuk di dalamnya tradisi-tradisi,
adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam
masyarakat itu yang mempengaruhinya.
Daftar
Pustaka
1.
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2.
Suryabrata,
sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada
Hall, Calvin, Lindsey Gardner. 2005. Teori-teori Psikodinamik.
Jakarta: Kanisius
No comments:
Post a Comment