Friday 7 August 2015

MAKALAH TOKOH & TEORI KEPRIBADIAN, DAN FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN

MAKALAH
TOKOH & TEORI KEPRIBADIAN,
DAN FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam memahami manusia, mulai bermunculan tokoh-tokoh beserta teori-teori yang mendukung penjelasan mengenai kepribadian manusia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Siapa saja tokoh psikologi kepribadian ?
2.      Apa saja teori mereka ?
C.     Tujuan
1.      Mengenal tokoh tokoh psikologi kepribadian
2.      Mengetahui teori teori mereka
3.      Memenuhi tugas dari dosen




BAB II
PEMBAHASAN

A. TOKOH DAN TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

1.      Galenus
Galenus (Yunani: Γαληνός, Latin: Claudius Galenus dari Pergamum (129-200) M, lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Galen), adalah seorang dokter (atau tabib) dari Yunani kuno. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.
Galen dilahirkan di Pergamum (kini: Bergama, Turki), putra dari Nicon, seorang arsitek kaya. Ia memiliki ketertarikan pada bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi, filsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.
Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama 4 tahun. Setelah kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia merantau untuk belajar di Smyrna, Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157, ia bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa itu, ia banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk masuk ke tubuh".
Galen melakukan operasi yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir selama 2 milenium terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasi katarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga di belakang lensa mata. Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak. Kesalahan sedikit dapat menyebabkan buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar untuk kedokteran modern.
Pada 162, ia pindah ke Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang tersebar luas. Salah satunya adalah konsul Flavius Boethius yang akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus, Commodus dan Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166 hingga 169.
Galen menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar tahun 200 sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal pada 216, disebabkan perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.
Galen meneruskan kedokteran Hippokrates di zaman Renaisans. Ia pun mengemukakan empat humor (cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Ia menyusun teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan pada prinsip Hippokrates.
Karya terbesarnya adalah tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the Human Body. Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi.Teori yang dikemukakan oleh Galen didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta ("Alam" - Greek phusis) - alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam dan Kristen dapat menerima pandangannya.
Menurutnya, prinsip kehidupan yang paling dasar adalah pneuma atau udara yang kemudian dapat dikaitkan dengan jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya sangat dipengaruhi oleh hal-hal filosofis. Pneuma physicon (roh hewani) di otak mengatur pergerakan, persepsi, dan indera. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada di jantung mengatur darah dan suhu tubuh. "Roh alamiah" di hati mengatur nutrisi dan metabolisme.
Galen memperluas wawasannya dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu metodenya adalah menunjukkan pembedahan pada seokar babi, memotong saraf laringealnya (nantinya bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galen) yang dapat menghentikan erangan babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada hewan yang masih hidup untuk menunjukkan bahwa urin berasal dari ginjal, dab merusak saraf untuk menunjukkan paralisis. Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galen ini digunakan sebagai cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang menimbulkan perdebatan.
Ada beberapa teori Galen yang terbukti benar seperti argumentasinya akan pikiran yang terdapat di otak, bukan di hati seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Bagaimanapun juga ada beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galen akan sistem sirkulasi. Ia menduga sistem vena dan arteri adalah dua sistem yang terpisah. Teori ini akhirnya ditolak oleh William Harvey pada abad ke-17. Oleh karena isa menggunakan hewan sebagai media percobaannya, terdapat kesalahpahaman antara organ hewan dan organ manusia. Hal ini dikarenakan tidak semua organ serupa pada setiap spesies.
Ilmu kedokteran di Arab pada zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah ditemukan para pakar Yunani kuno, termasuk pula karya Galen seperti teori humoralnya. Banyak karya Galen yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah oleh Imam Nestor di Universitas Gundishapur, Persia. Oleh ilmuwan Arab, karya Galen kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab.

Teori Galenus
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berasal dari titik tolak konstitusional dan terpengaruh oleh kosmologi empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu kering, basah, dingin, dan panas, maka Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh orang itu. Galenus membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia:
1.    Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
2.    Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3.    Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
4.    Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
Galenus sependapat dengan Hippocrates, dan bahwa cairan-cairan tersebut adanya dalam proposi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proposi yang seharusnya (jadi: dominan) maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas.
Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada dominannya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya tempramen. Jadi, dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu sampailah Galenus kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe tempramen, beralas pada dominasi salah satu cairan badaniah.
Untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut:
a.   Tipe Kepribadian Choleris
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
b.    Tipe Kepribadian Melancholis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimis, penakut, dan kaku.
c.  Tipe Kepribadian Phlegmatis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.
d.   Tipe Kepribadian Sanguinis
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
2.      Formm
Ada beberapa pengalaman yang mempengaruhi pandangan Fromm,  Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Ayahnya sering murung, sedangkan ibunya sangat sering tertekan. Sehingga masa kanak-kanaknya sangat tidak nyaman. Namun keluarga Fromm adalah keluarga yang sangat religius (Yahudi Ortodoks). Beberapa pengalaman yang ia lihat setidaknya ada dua yang sangat mempengaruhinya. Yang pertama ketika ia melihat seorang gadis yang cantik, menarik, dan juga seorang pelukis. Ketika ayah gadis ini meninggal, ia bunuh diri dan meninggalkan pesan bahwa ia ingin dikuburkan dengan ayahnya. Peristiwa itu mendorong Fromm untuk bertanya mengapa hal itu terjadi. Peristiwa kedua adalah ketika Perang Dunia I. Pada usia 14, ia melihat nasionalisme yang ekstrim. Dia mendengar pesan disekitarnya : Jerman, atau lebih tepatnya, Kristen Jerman adalah besar; Mereka (Inggris dan sekutu mereka) adalah bayaran yang murah. Ia membenci  'histeria perang,' takutnya.  Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia. Sesuatu yang irasional ia memukan beberapa jawaban, kali ini dalam tulisan-tulisan Karl Marx.  Kemudian ia menerima gelar PhD dari Heidelberg pada tahun 1922 dan memulai karir sebagai psikoterapis. Ia pindah ke Amerika Serikat tahun 1934 dan menetap di New York, dimana dia bertemu banyak pemikir besar pengungsi lain yang berkumpul disana, termasuk Karen Horney. Menjelang akhir karirnya, ia pindah ke Mexico City untuk mengajar. Dia telah melakukan penelitian yang cukup besar ke dalam hubungan antara kelas ekonomi dan tipe kepribadian. Ia meninggal pada tahun 1980 di Swiss.
Teori Formm
Definisi atau teori kepribadian menurut Fromm adalah perpaduan unik antara pemikiran Freud dan Karl Marx. Dimana Freud menekankan pada ketidakasadaran, faktor biologis, represi dan sebagainya. Sedangkan Marx lebih menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi manusia. Fromm menambahkan dari kedua faktor tersebut, yang cukup asing bagi mereka yaitu, Freedom. Fromm menyatakan bahwa dapat melampaui determinasi yang dikatakan oleh Freud dan Marx. Faktanya Fromm memberikan sebuah gagasan bahwa Freedom sebagai karakter yang utama atau pusat dalam kehidupan manusia.
Fromm menjelaskan beberapa cara manusia untuk memperoleh kebebasanya, yaitu:
a. Authoritarianism: Fromm mengatakan bahwa manusia dapat memperoleh kebebasannya dengan berbaur dengan orang lain. Ada dua cara untuk berbaur dengan orang lain, pertama adalah menjadi patuh untuk mengikuti oranglain yang memiliki wewenang lebih. Kedua, membuat kewewenangannya sendiri yang membuat orang lain patuh.
b. Destructiveness: Para kaum Authoritarians sangat merespon pandangan ini. Dimana ada sebuah ilustrasi yang dapat menggambarkan perolehan kebebasan ini. Yaitu perkataan bahwa “Jika, tidak ada saya, maka siapa yang dapat menyakiti atau menyaingi saya?” yang kedua adalah “jika saya menghancurkan dunia ini, maka siapa yang dapat menyakiti saya?”. Menurut Fromm, pandangan ini merupakan penyebab dari kebrutalan, kekerasan, bunuh diri dan sebagainya.
c. Automaton Conformity: Pada bagian ini, Fromm menegaskan bahwa manusia memperoleh kebebasannya melalui orang lain disekitarnya. Ilustrasinya adalah, apabila mereka memutuskan untuk memakai baju pada pagi hari, dengan melihat pakaian orang lain membuat rasa frustasi mereka hilang. Maka. Apabila mereka bersikap seperti sekelilingnya, kemudian menghilang dari kerumunan mereka tidak perlu mengakui kebebasannya.
Fromm mendefinsikan ada dua penyebab perubahan perilaku daalam diri manusia. yaitu:
a. Necrophilous. Type ini lebih memikirkan masa lalu dan cenderung menyendiri. Pikiran utama mereka berpusat pada pembunuhan maupun kematian. Tidak semua orang liar seperti hal tersebut. Beberapa mungkin tampak tidak berbahaya meskipun mereka meninggalkan kehancuran emosional di masa lalu mereka.
b. Biophilous. Type ini cinta akan kehidupannya dan tertarik untuk bertumbuh dan berkreasi. Mereka mencoba mempengaruhi orang lain, bukan dengan kekuasaan atau kekuatan melainkan dengan cinta, akal, dan contoh yang mereka berikan. Mereka prihatin dengan perkembangan orang lain dan berpandangan untuk menuju masa depan.
3.      Sullivan
Harry Stack Sullivan lahir di suatu daerah pertanian dekat Norwich, New York, tanggal 21 Februari 1892, dan meninggal tanggal 14 Januari 1949 di Paris, Perancis dalam perjalanan pulang dari pertemuan eksekutif board dari world Federation for Mental Health di Amsterdam. Ia menerima ijazah medis dari Chicago College of medicine and surgery pada tahun 1917, dan bekerja sama dengan tentara selama Perang dunia I, setelah perang ia menjadi officer medis dari Federal Board for Vocational Education dan kemudian menjadi officer pada Publik Health Service. Tahun 1922 Sullivan berangkat ke rumah Sakit St. Elizabeth di Washington DC dimana ia berada di bawah asuhan William Alanson White, pimpinan American Neuropsychiatry. Dari tahun 1923 sampai awal tahun tigapuluhan ia berasosiasi dengan Medical School of the University of Maeeyland dan dengan Sheppard and Enoch Pratt Hospital di Townson, Marryland. Disitu merupakan periode kehidupannya dimana Sullivan menemukan Schizhophrenia yang kemudian memapankan reputasinya selaku clinician. ia meninggalkan Marryland dan membuka kantor di Park Avenue di New York City. Pada saat itu ia memulai training analisa dengan Clara Thomson, seorang pelajar dari Sandor Ferenczi. Ini bukanlah pembukaannya yang pertama kepada Psikoanalisa. Ia menghabiskan kurang lebih 75 jam dari analisa, sementara ia masih menjadi mahasiswa kedokteran. Pada tahun 1936, ia membantu dan menjadi direktur dari The Washing ton School of Psychiatry. Journal Psychiatry mulai dipublikasikan pada tahun 1938 untuk mempromosikan teori Sullivan tentang relasi-relasi interpersonal. Ia menjadi ko-editor dan kemudian menjadi editor sampai ia meninggal.
Teori Sullivan
Sullivan berulang kali menekankan bahwa personality itu merupakan suatu kesatuan hipotetis yang murni, ‘suatu illusi’, yang mana tidak dapat diobservasi atau dipelajari secara terpisah dari situasi interpersonal. Bagian yang dipelajari ialah situasi interpersonal dan bukannya si individu. Tatanan kepribadian (The Organization of personality) lebih mencakup ‘interpersonal’ ketimbang hal-hal intra psikis. Kepribadian hanya dimanifestasikan pada saat individu bertindak dalam relasi terhadap satu atau lebih orang lain. Akan halnya individu itu sendiri tidak perlu dipermasalahkan, pada kenyataannya ia dapat berupa illusi atau figure yang bukan sesungguhnya.
Sulivan tegas menyatakan sifat dinamik  kepribadian. Dia juga memberi tempat penting dalam teorinya beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama. Aspek kepribadian menurut Sulivan :
a. Dinamisme (The dynamism). Dinamisme adalah pola khas tingkah laku yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Tranformasi  tingkah laku itu bisa terbuka (dapat diamati) atau tersembunyi (dalam fikiran atau khayalan).
b. Personifikasi (personification). Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibagun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan.
c. Sistim self (self-sytem). Merupakan bagian dinamisme yang paling kompleks. Suatu pola tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistim ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia dimana anak mulai belajar tingkah laku mana yang berhubungan, meningkatkan atau menurunkan, kecemasan.
Sullivan menyatakan bahwa semua gangguan atau perubahan perilaku disebabkan oleh kecemasan. Sulivan telah menemukan beberapa diagnosis dan treatment yang diperolehnya melalui pekerjaannya sebagai terapis di rumah sakit.  Salah satunya adalah Penelitian Schizophrenia. Sullivan memiliki kemampuan dalam menangani penderita Schizophrenia. Sullivan bersikeras bahwa penderita Schizophrenia dapat ditangani oleh terapis yang memiliki kesabaran, pengertian dan ketaatan dalam menangani pasian.
B. FAKTOR PERUBAHAN
Purwanto, Ngalim (2006). mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian itu dibagi dalam 3 faktor yaitu :
a.      Faktor Biologis
Faktor biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut faktor fisiologi. Dewasa ini ada kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar).. Ini menunjukkan dua pendekatan dalam psikologi , sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dari dalam diri individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu (faktor environmental). Manakah di antara dua pendapat ini yang benar dengan menggunakan istilah Edward E. Sampson (1976) antara perspektif yang berpusat pada personal (person-centered perspective) dengan perspektif yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective). Seperti juga konsepsi tentang manusia, yang benar tampaknya interaksi di antara keduanya. Karena itu, kita akan membahasnya satu per satu, dimulai dengan perspektif yang berpusat pada personal.
Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan factor-faktor internal apakah, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem, kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
Faktor Biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya. Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, begitu pula monyet ia melarikan diri kalau melihat musuh yang menakutkan. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975).
Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi. Pada akhir minggu ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki-laki lebih senang menempelkan gambar coklat dari pada gambar wanita cantik. Kekurangan tidur juga telah dibuktikan rneningkatkan sifat mudah tersinggung dan tugas-tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan.akan rasa aman, menghindari rasa sakit, dapat menghambat kebutuhan-kebutuhan lainnya. Walaupun demikian, Manusia bukan sekadar makhluk biologis. Kalau sekadar makhluk bialogis, ia tidak berbeda dengan binatang yang lain.
Kura-kura Galapagos yang hidup sejak sekian ribu tahun yang lalu bertingkah laku yang sama sekarang ini. Tetapi, perilaku orang Jawa di zaman Diponegoro.sudah jauh berbeda dengan perilaku mereka di zaman Suharto. Menurut Marvin Harris, antropolog terkenal dari University of Florida, agak sukar kita menjelaskan perubahan kultural ini pada sebab-sebab biologis (Rensberger, Dialogue, 1/1984:38). Ini hanya dapat dijelaskan dengan melihat komponen-komponen lain dari manusia, yakni faktor-faktor sosiopsikologis.
b.      Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Faktor-faktor Sosiopsikologis adalah proses sosial dimana ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengarahi perilakunya, hal ini dapat kita mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan kornponen konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, ymg berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
c.       Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing anak/orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan. Seorang anak Indonesia misalnya, jika sejak kecil dibawa ke London dan dibesarkan serta dipelihara oleh orang Inggris dengan kebudayaan Inggris, jangan diharap bahwa keperibadian anak itu akan sama atau mirip dengan kepribadian orang-orang Indonesia lainya. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian sangat erat pengaruhnya, kepribadiaan seseorang tidak dapat diukur atau dinilai, tanpa menyelidiki latar belakang kebudayannya.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berasal dari titik tolak konstitusional dan terpengaruh oleh kosmologi empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu kering, basah, dingin, dan panas, maka Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh orang itu, yaitu : empedu kuning, empedu hitam, lendir dan darah.
Definisi atau teori kepribadian menurut Fromm adalah perpaduan unik antara pemikiran Freud dan Karl Marx. Dimana Freud menekankan pada ketidakasadaran, faktor biologis, represi dan sebagainya. Dengan kata lain Freud menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor biologis. Sedangkan Marx lebih menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi manusia.
Sullivan berulang kali menekankan bahwa personality itu merupakan suatu kesatuan hipotetis yang murni, ‘suatu illusi’, yang mana tidak dapat diobservasi atau dipelajari secara terpisah dari situasi interpersonal
Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian ada 3 faktor ; Pertama, faktor Biologis yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali disebut asfek fisiologi, seperti; Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, perubahan besar, berat, tinggi, dan lain-lain yang berhubungan dengan biologis/fisiologi. Kedua, faktor sosial yaitu masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Ketiga, faktor budaya yaitu termasuk di dalamnya tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu yang mempengaruhinya.




Daftar Pustaka
1.       Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2.       Suryabrata, sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada
Hall, Calvin, Lindsey Gardner. 2005. Teori-teori Psikodinamik. Jakarta: Kanisius

No comments:

Post a Comment